Bisnis Makanan Menjanjikan Jika Pengelolaan Keuangan Tepat! Ini Tipsnya
Bisnis makanan adalah salah satu jenis usaha yang tidak pernah kehilangan peminat. Selama masih ada orang yang butuh makan artinya pasar untuk bisnis kuliner akan selalu terbuka. Tapi, tidak sedikit pelaku usaha kuliner yang harus gulung tikar bukan karena rasanya kurang enak, melainkan karena pengelolaan keuangan yang tidak tepat.
Faktanya, banyak pebisnis makanan yang fokus pada produksi dan promosi, tapi lupa bahwa keuangan adalah nyawa dari bisnis. Tanpa pengaturan uang yang baik, keuntungan besar pun bisa lenyap begitu saja. Yuk, simak beberapa tips penting agar bisnis makanan kamu tetap sehat dan terus berkembang!
- Pisahkan Uang Pribadi dan Uang Usaha
Ini adalah kesalahan paling umum di kalangan pelaku UMKM kuliner. Saat omzet mulai naik, sering kali uang usaha dipakai untuk kebutuhan pribadi atau sebaliknya. Akibatnya, kamu tidak tahu berapa sebenarnya keuntungan yang didapat.
Solusinya: buat dua rekening berbeda satu khusus untuk keperluan bisnis dan satu lagi untuk kebutuhan pribadi. Dengan begitu, semua transaksi bisa tercatat rapi dan kamu bisa melihat arus kas dengan jelas.
- Catat Semua Pengeluaran dan Pemasukan
Tidak peduli sekecil apa pun jumlahnya, semua transaksi harus dicatat. Misalnya pembelian bahan baku, ongkos kirim, kemasan, listrik, hingga biaya promosi. Banyak pebisnis yang menyepelekan pengeluaran kecil, padahal kalau dijumlahkan bisa memakan margin keuntungan cukup besar.
Kamu bisa pakai buku kas manual, spreadsheet, atau aplikasi keuangan digital yang kini banyak tersedia. Dengan catatan lengkap, kamu lebih mudah menentukan harga jual, menghitung laba bersih, dan merencanakan strategi bisnis berikutnya.
- Kendalikan Biaya Produksi
Dalam bisnis makanan, biaya bahan baku sering kali menyerap porsi terbesar dari modal. Karena itu, pengendalian biaya produksi sangat penting. Caranya:
- Beli bahan dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga grosir.
- Pilih supplier tetap yang bisa memberi harga stabil.
- Hindari stok berlebih agar bahan tidak cepat rusak dan terbuang.
Selain itu, pastikan tim dapur efisien dalam penggunaan bahan. Sedikit disiplin bisa membuat selisih besar dalam keuntungan!
- Atur Stok dan Arus Kas dengan Cermat
Jangan hanya fokus menjual banyak, tapi pastikan arus kas (cash flow) selalu positif. Artinya, pemasukan harus lebih besar dan datang lebih cepat daripada pengeluaran.
Buat rencana keuangan bulanan yang mencakup perkiraan pengeluaran rutin (bahan, gaji, sewa, listrik) dan target penjualan. Dengan begitu, kamu bisa memprediksi kebutuhan modal kerja dan menghindari kekurangan dana mendadak.
Untuk stok bahan makanan, gunakan sistem FIFO (First In, First Out) — bahan yang datang lebih dulu harus dipakai lebih dulu, supaya tidak ada yang kedaluwarsa dan terbuang.
- Sisihkan Keuntungan untuk Pengembangan dan Darurat
Setiap kali mendapatkan laba, jangan langsung dihabiskan. Biasakan menyisihkan sebagian keuntungan, misalnya 10–20% untuk tabungan usaha atau dana darurat.
Dana ini bisa digunakan untuk keperluan mendadak seperti perbaikan alat, penggantian bahan, atau ekspansi usaha seperti membuka cabang baru. Dengan strategi ini, bisnis makanan kamu bisa bertumbuh lebih stabil dan siap menghadapi kondisi tak terduga.
Bisnis makanan memang menjanjikan, tapi keberhasilan jangka panjang sangat bergantung pada disiplin mengelola keuangan. Pisahkan uang pribadi dan bisnis, catat semua transaksi, kendalikan biaya, dan rencanakan cash flow dengan matang. Mau tahu tips menarik lainnya? Cek di sini ya.
Baca juga: 7 Tips Mengembangkan Bisnis Kuliner Agar Lebih Ramai
Baca juga: 5 Alasan Kenapa Orang Lebih Memilih Membuka Usaha Kuliner











